Palembang Fakta news.com
kunjungan kerja komisi IV DPR RI Reses masa persidangan ll tahun 2024-2025 ke provinsi Sumatera Selatan.
peninjauan dan Diskusi di gudang Bulog Membahas ketersediaan dan harga pangan.
Acara yang digelar di Gudang Bulog Sukamaju jl. Mangkunegara A.5 Sukamaju Sako Palembang, pada (10/04/2024).
Dalam kegiatan Reses Diskusi tersebut Dihadiri oleh Asisten ll Didampingi oleh Kadin KP dan Pertanian, Camat Sako Palembang.
ketersediaan jumlah bahan pangan pokok terutama beras merupakan hal terpenting ini yang tak lumput dari pantauan pemerintah kota Palembang khususnya dalam kunjungan Reses komisi IV DPR RI ke Gudang Bulog Sukamaju Sako Palembang, merupakan pemantauan yang telah terjadwal sehingga akan bisa mengetahui stok ketersediaan serta juga bisa mengetahui harga turun naiknya penyerapan gabah dan beras yang ada agar menciptakan kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok pangan yang ada di Sumatera Selatan.
Usai Berkeliling memantau dan berdiskusi dalam wawancaranya dengan awak media Kepala Wilayah (Kanwil) Bulog Sumsel Babel Heriswan mengungkapkan bahwasanya hingga Selasa, 8 April 2025, pihaknya baru menyerap sekitar 51 ribu ton beras dari petani. Angka tersebut baru mencapai 33,12 persen dari target yang ditetapkan sebesar 154 ribu ton. Optimisme Capai Target Hingga Akhir April
“Dan Sampai Maret kemarin, dari target 154 ribu ton setara beras, kami sudah menyerap sekitar 51 ribu ton. Mudah-mudahan sampai akhir April dapat kami tingkatkan,”Ungkap Heriswan.
Penyerapan beras telah dimulai sejak Februari dan akan terus berlangsung hingga akhir April. Dengan musim panen raya yang berlangsung pada Maret dan April, ia optimistis target penyerapan dapat tercapai. Selain itu, Bulog telah mengubah pola penyerapan dengan langsung menjemput hasil panen petani di lokasi.
“Sekarang kami jemput, jadi tidak lagi seperti sebelumnya yang menunggu. Petani siapkan di pinggir sawah, nanti dinaikkan ke truk penjemputan,”kata Heriswan.
Lebih lanjut Heriswan juga menegaskan bahwa dalam target 154 ribu ton yang akan diserap Bulog hingga akhir April bukan merupakan target keseluruhan untuk satu tahun. “Disini Kami lihat dulu capaiannya sampai April,”jelas Heriswan.
Bulog menargetkan dapat menyerap sekitar 30 persen dari total produksi gabah petani. Namun, menurutnya, jika mampu menyerap 20 persen saja, itu sudah tergolong melimpah. kami juga memahami bahwa para mitra dan pelaku usaha lain juga memiliki tanggung jawab untuk memenuhi pasar masing-masing.
“Dan Sisanya bisa didistribusikan ke pasar oleh para pengusaha. Tapi kami tetap berupaya semaksimal mungkin untuk menyerap hasil panen petani,”Beber Heriswan.
Dalam kunjungan Reses DPRD RI tersebut Alex Indra Lukman juga mengungkapkan bahwa “Kami sebagai Komisi IV sangat mendukung Bulog untuk melaksanakan tugas dari Presiden Prabowo Subianto seutuhnya tanpa alasan apa pun. Dari kunjungan kerja ini, kami melihat langsung bahwa para petani sangat berterima kasih atas kebijakan tersebut,” ujar Alex.
Alex juga menambahkan bahwa panen di Indonesia memiliki waktu yang berbeda-beda di setiap daerah. Oleh karena itu, Bulog perlu mengantisipasi panen raya agar tidak terjadi kendala dalam penyerapan.
“Kami memahami kendala yang dihadapi Bulog, seperti peralatan pasca panen dan kapasitas penyimpanan. Selama ini, Bulog memang tidak ditugaskan untuk menyerap dengan harga yang sudah ditetapkan, sehingga ada tantangan tersendiri,” jelas Alex.
Menurut Alex, kunjungan kerja ini bertujuan untuk memahami berbagai kendala di Bulog agar bisa mencari solusi bersama dalam rapat dengan kementerian terkait. Ia optimistis bahwa akan ada normalisasi bagi para petani tahun ini demi mendukung program swasembada pangan nasional.
“Hasil panen sudah kita lihat sangat bagus. Dengan adanya normalisasi, kita harap panen yang biasanya sekali bisa menjadi dua kali, dan yang biasa dua kali bisa menjadi tiga kali. Ini harus menjadi skala prioritas,”Tegas Alex.
Peta Jalan dan Solusi Jangka Panjang dan turun naiknya harga gabah yang bisa berpengaruh nantinya.
Alex juga berharap Bulog dapat merumuskan peta jalan yang jelas dalam menyerap hasil panen petani secara berkelanjutan. Menurutnya, antusiasme petani sangat tinggi, namun perlu didukung oleh infrastruktur dan kebijakan yang tepat.
“Selama ini belum ada penugasan dengan skala seperti ini, sehingga kami memahami kendala yang dihadapi, seperti kapasitas gudang, jumlah tenaga kerja, dan pemeliharaan peralatan. Oleh karena itu, kami mendukung penuh agar kebijakan ini bisa terus berjalan sesuai dengan harapan,”Pungkasnya.
(Ling Ling jovi)